jangan percaya HAK CIPTA

artikel

SEBUAH SOLUSI DARI KETERGANTUNGAN
OLEH RESA ADWIS

Beras di negara kita menjadi komoditas yang sangat penting, mengingat beras menjadi makanan pokok masyarakat negeri ini. Hal ini menjadikan beras menjadi barang yang sangat populer, sehingga keberadaannya pun sering dijadikan komoditas politik yang sangat efektif dan strategis. Sering kali kebijakan beras menjadi polemik yang hebat baik di tingkat elit maupun di tingkat kelas bawah.
Kebijakan perberasan merupakan barang yang rentan akan politisasi, karena mengingat ketergantungan masyarakat kita akan ”barang” yang satu ini, Hal ini membuat pemerintah selalu berpikir bagaimana agar bangsa ini swasembada beras. Tapi lantas hanya itu yang dipikirkan pemerintah, atau adakah keinginan untuk mengekspor beras kita ke negara lain seperti negara lain mengekspor beras ke negara kita?
Sangat ironis memang jika melihat impor beras yang dilakukan oleh pemerintah, mengingat negara kita merupakan negara agrari yang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ketergantungan masyarakat akan bahan makanan pokok beras memang menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi bangsa ini, padahal masih banyak potensi yang belum dikembangkan sebagai pengganti beras sebagai bahan makanan pokok.
Ketergantungan masyarakat akan beras memang sudah pada tingkat yang sangat tinggi, sehingga ada persepsi berkembang di masyarakat yang menganggap tidak makan beras seakan-akan masyarakat kelas bawah. Banyak sekali masyarakat yang pindah menjadi pemakan beras, sangat disayangkan memang karena hal ini akan menjadi blunder bagi pemerintah kalau tidak segera disikapi.
Ketergantungan masyarakat akan beras memang bukan tanpa sebab, pengaruh media dan propaganda pemerintah sangat berperan disini. Pemerintah selalu menggembar gemborkan swasembada beras dan propaganda bahwa makanan pokok bangsa Indonesia adalah beras merupakan penyebab kenapa masyarakat kita sangat tergantung pada ”barang” ini.
Kebijakan perberasan dalam negeri ini selalu menjadi layak untuk diperbincangkan karena hal ini sangat terkait dalam berbagai kepentingan dari mulai kepentingan petani, politisi, sampai masyarakat biasa. Yang menjadi pertanyaan kenapa beras selalu menjadi polemik yang tiada habisnya?
Beras merupakan lahan strategis politik yang sangat efektif bagi kekuasaan karena beras seperti pisau bermata dua, di satu sisi bisa mempertahankan kekuasaan atau malah menjatuhkan kekuasaan karena ketergantungan masyarakat akan beras.
Tidak ada salahnya memang masyarakat untuk mencoba berpikir ulang tentang makanan pokok yang selama ini dikonsumsi karena masih banyak alternatif makanan pokok yang belum dimaksimalkan potensinya, seperti ketela, ubi, maupun kentang merupakan sedikit contoh dari banyak bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Bila potensi ini terus dimaksimalkan maka beras tidak akan menjadi persoalan yang sangat kompleks karena masyarakat mempunyai alaternatif bahan makanan pokok selain beras, dan beras pun tidak akan menjadi komoditas politik yang sangat strategis.
Banyak sekali contoh negara dimana masyarakatnya tidak tergantung oleh beras tetapi bahan makanan pokoknya tetap beras, salah satu contoh itu adalah Jepang. Jepang merupakan negara pemakan beras tetapi masyarakat Jepang tidak tergantung dengan beras mereka bisa memakan makanan pokok selain beras seperti gandum atau bahkan makanan laut sekalipun bisa dijadikan makanan pokoknnya.
Sebetulnya banyak sekali alternatif untuk dijadikan bahan makanan pokok, contohnya mie, telah berhasil menjadi makanan alternatif bagi bangsa ini padahal waktu pertama ke luar mie susah diterima oleh perut masyarakat kita, tetapi dengan kampanye yang terus menerus akhirnya mie dapat diterima di masyarakat. Begitu juga dengan bahan makanan yang lain jika dimaksimalkan potensinya maka ketergantungan akan beras bisa diatasi.
Tapi yang jadi pertanyaan adalah mengapa pemerintah tidak melihat potensi bahan makanan lain. Apakah pemerintah terlalu bodoh sehingga tidak melihat potensi tersebut? Tapi jika penulis boleh berkomentar hal ini karena alasan mempertahankan kekuasaan dengan terus memasok beras kepada konsumen yang membutuhkan. Ini terjadi karena dalam hukum ekonomi, konsumen selalu mencari barang yang lebih murah. Pertanyaan kedua adalah kenapa pemerintah membeli beras dari luar negeri disaat Indonesia mengalami surplus beras?
Hipotesa awal dari kebijakan tersebut adalah pemerintah tidak mau mengeluarkan banyak dana untuk membeli beras petani dalam negeri. hal ini dikarenakan perbedaan harga yang cukup lumayan dari harga beras vietnam karena vietnam memberi subsidi pada sektor pertanian sehingga harga beras negera tersebut dapat ditekan bahkan bisa mengekspor ke negara lain.
Kalaupun pemerintah tidak mau mengembangkan potensi bahan makanan lain, jalan satu-satunya adalah subsidi pertanian hingga petani dapat menekan harga jual pertanian ataupun bisa juga mengembangkan pola pertanian organik. Banyak sekali keuntungan yang diambil dari pola pertanian tersebut, salah satunya adalah harga jual yang tinggi dan perawatan yang lebih murah.
Pemerintah dapat menjual hasil pertanian ke luar negeri dan untuk kebutuhan dalam negeri dapat mengimpor dari luar. Setelah masyarakat kita cukup mampu untuk mengkonsumsi produk pertanian organik maka dilakukan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pertanian organik memang belum terlalu populer di masyarakat kita karena untuk merubah paradigma petani dari ketergantungannya pada pupuk kimia bukan tidak dapat diatasi, asalakan ada niatan baik dari pemerintah untuk mengoptimalkannya. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai penyuluhan pada petani dan juga peran media sangat dibutuhkan karena banyak sekali keuntungan dari pola pertanian ini, selain biaya produksi yang murah, harga jualnya pun tinggi di pasaran dunia.
Kedua solusi di atas semoga dapat menjadi sebuah pencerahan bagi masyarakat, petani, dan pemerintah sehingga kasus impor beras tidak menimbulkan kepanikan yang luar bisa ditataran bawah dan semua akan diuntungkan dengan kebijakan tersebut. Semoga!!!

0 Comments:

Post a Comment




 

Blog Template by Adam Every. Sponsored by Business Web Hosting Reviews