jangan percaya HAK CIPTA

Musisi dan Perubahan Sosial

wAkhir akhir ini aku sering mendengar lagu, aku pikir itu bagus untuk pembentukan emosionalku, karena menurut para ahli psikologi seni itu baik untuk membentuk emosional yang lebih tenang, dan jika dibekali dengan ketenangan maka orang dalam menyelesaikan masalah juga akan lebih baik.

Tapi sayang setiap lagu yang aku putar selalu saja bertemakan tentang cinta, mau itu ditinggalin pacarnya, kisah perselingkuhan, atau cerianya jatuh cinta. Aku jadi bertanya sendiri apakah tidak ada tema lain selain cinta? Yaa memang cinta selalu membuat kita mabuk dalam alam imajinasi, tapi apakah hidup ini hanya imajinasi? Aku pikir bukan, hidup ini adalah realitas realitas yang penuh dengan misteri yang harus segera kita pecahkan.

Kode realitas memang terasa begitu rumit tapi apakah kita harus sembunyi pada imajinasi jika kita kita tidak mampu memecahkan kode realitas? Kalau itu tergantung pribadi masing masing, tapi kalau aku dihadapkan pada kondisi seperti itu aku akan dengan tegas akan mengatakan TIDAK, karena menurutku bahwa imajinasi itu bersifat semu dan menipu.

Kembali pada lagu cinta. Seorang seniman sejati sepatutnya membuat karya berdasarkan hati nuraninya tidak terbelenggu oleh apapun sekalipun oleh pasar. Tapi aku melihat sebaliknya, realitas sekarang seperti mengatakan bahwa seniman sudah dibelenggu oleh pasar.

Dalam industri musik dewasa ini tema tema cinta begitu kental terasa, dari mulai grup band Padi sampai penyanyi solo seperti Ari Lasso semua membahas tentang cinta dalam lagunya. Selain bertema sama aliran musik yang yang ditampilkan juga setali tiga uang, maka timbul pertanyaan, apakah lagu yang bertema sosial tidak penting dalam berkesenian? Jika dipikir lagi jelas kesenian dan sosial sangat erat kaitannya, karena seniman bagaikan kompor yang akan memanas manasi untuk terjadinya perubahan sosial. Sudah begitu banyak seniman seniman terlibat dalam perubahan sosial, jangan jauh jauh kita keluar negeri, Iwan Fals contohnya musisi ini begitu lantang meneriakan tentang ketidak puasannya terhadap pemerintah malah sekarang dia jadi ikon dalam dunia musik tanah air, atau mau lebih progresif, kita punya Widji Tukul, malah saking karyanya berpengaruh dia sampai menghilang dan entah kemana rimbanya.

Musisi zaman sekarang mungkin terlalu takut nasibnya sama dengan Widji Tukul, tapi menurutku itu bukanlah alasan karena setiap pekerjaan tentu mempunyai tanggung jawab sosial yang harus dipertanggung jawabkan pada masyarakat.

Apa mungkin para musisi itu terbersit dipikirang ketita membuat lagu seberapa berpengaruh lagu yang dia ciptakan terhadapa masyarakat. Jika kita terus menerus membuat lagu cinta, saya pikir hal tersebut akan berpengaruh pada kecerdasan psikologis dimasyarakat. Misalnya jika kita terus menerus disuguhi lagu cinta maka masyarakat akan terus menerus hidup dalam dunia imajinasi dan melupakan realitas yang sebenarnya harus mereka hadapi, maka dari sanalah bencana akan terjadi, masyarakat menjadi tidak kritis terhadap kondisi sosial yang terjadi dilingkungannya.

Fungsi seniman sebenarnya adalah memberi pemahaman logika dan etika tapi dikemas dalam sebuah estetika sehingga masyarakat menyadari betul fungsinya sebagai manusia. Pemahaman inilah yang sepertinya belum dipahami oleh para musisi sekarang ini. Maka sekarang pilihannya tinggal dua mau jadi seniman atau mau jadi pekerja seni.




2 Comments:

  1. Anonymous said...
    apa yang saya cari, terima kasih
    resa adwis said...
    maksudnya bang

Post a Comment




 

Blog Template by Adam Every. Sponsored by Business Web Hosting Reviews